Ad Unit (Iklan) BIG

Featured Post

Jawaban dari "Terjemahkan teks di bawah ini ke bahasa Indonesia secara wajar, akurat dan berterima! I begin with a..."

Posting Komentar

Apakah teman-teman seringkali dikasih peer sama guru? Tapi anda bingung untuk menyelesaikannya? Sebenarnya ada banyak strategi untuk menyelesaikan pertanyaan tsb, termasuk dengan cara bertanya pada orang tua, selain itu mencari jawaban di google dapat menjadi trik yang baik saat ini.

Halaman ini punya 1 cara mengerjakan atas Terjemahkan teks di bawah ini ke bahasa Indonesia secara wajar, akurat dan berterima! I begin with a.... OK langsung saja baca cara menyelesaikan lebih lanjut di bawah ini:

Terjemahkan Teks Di Bawah Ini Ke Bahasa Indonesia Secara Wajar, Akurat Dan Berterima! I Begin With A Discussion Of The Eucharist Because My Particular Religious Tradition Is Christian. But The Point I'm Making – That Religious Experiences Emerge From Very Specific, Very Long Histories – Could Be Made With Most Religious Phenomena. That's Because, In The Words Of The Late Sociologist Robert Bellah, "Nothing Is Ever Lost". History Goes All The Way Back, And Who And How And Where We Are Now Is The Result Of Its Winding Forward. Any Human Phenomenon That Exists Is A Human Phenomenon That Became What It Is. This Is No Less True Of Religion. If We're Going To Think About The Deep History Of Religion, Then We Need To Be Clear About What Religion Is. In His Book The Bonobo And The Atheist, The Primatologist Frans De Waal Shares A Funny Story About Participating In A Panel Hosted By The American Academy Of Religion. When One Participant Suggested They Start With Defining Religion, Someone Was Quick To Note That Last Time They Tried To Do That, "half The Audience Had Angrily Stomped Out Of The Room". Quipped De Waal: "And This In An Academy Named After The Topic!" Till, We Need To Start Somewhere, So De Waal Suggests This Definition: Religion Is "the Shared Reverence For The Supernatural, Sacred, Or Spiritual As Well As The Symbols, Rituals, And Worship That Are Associated With It". De Waal's Definition Echoes One Given By Sociologist Émile Durkheim, Who Also Emphasised The Importance Of Shared Experiences That "unite Into One Single Moral Community". The Importance Of Shared Experience Can't Be Overstated Since, In The Story We're Telling, The Evolution Of Human Religion Is Inseparable From The Ever-increasing Sociality Of The Hominin Line. As Bellah Points Out, Religion Is As A Way Of Being. We Might Also View It As A Way Of Feeling, As A Way Of Feeling Together. (Modified From)

Jawaban: #1:

Jawaban:

Saya mulai dengan diskusi tentang Ekaristi karena tradisi keagamaan khusus saya adalah Kristen. Tetapi poin yang saya buat – bahwa pengalaman keagamaan muncul dari sejarah yang sangat spesifik dan sangat panjang – dapat dibuat dengan sebagian besar fenomena keagamaan. Itu karena, dalam kata-kata mendiang sosiolog Robert Bellah, "Tidak ada yang hilang". Sejarah berjalan jauh ke belakang, dan siapa dan bagaimana dan di mana kita sekarang adalah hasil dari perjalanannya ke depan. Setiap fenomena manusia yang ada adalah fenomena manusia yang menjadi apa adanya. Hal ini tidak kalah benar dengan agama. Jika kita akan berpikir tentang sejarah agama yang mendalam, maka kita harus jelas tentang apa itu agama. Dalam bukunya The Bonobo and the Atheist, ahli primata Frans de Waal berbagi cerita lucu tentang berpartisipasi dalam panel yang diselenggarakan oleh American Academy of Religion. Ketika salah satu peserta menyarankan mereka mulai dengan mendefinisikan agama, seseorang dengan cepat mencatat bahwa terakhir kali mereka mencoba melakukan itu, "setengah penonton dengan marah keluar dari ruangan". Kicau de Waal: "Dan ini di akademi yang dinamai sesuai topik!" sampai, kita harus mulai di suatu tempat, jadi de Waal menyarankan definisi ini: agama adalah "penghormatan bersama untuk supernatural, sakral, atau spiritual serta simbol, ritual, dan pemujaan yang terkait dengannya". Definisi De Waal menggemakan salah satu yang diberikan oleh sosiolog mile Durkheim, yang juga menekankan pentingnya pengalaman bersama yang "bersatu menjadi satu komunitas moral tunggal". Pentingnya pengalaman bersama tidak dapat dilebih-lebihkan karena, dalam cerita yang kami ceritakan, evolusi agama manusia tidak dapat dipisahkan dari sosialitas garis hominin yang terus meningkat. Seperti yang ditunjukkan Bellah, agama adalah sebagai cara hidup. Kita mungkin juga melihatnya sebagai cara merasakan, sebagai cara merasakan bersama. (Dimodifikasi dari).bener kan

Atheism vs Theism vs Agnosticsism vs Gnosticism / Boing Boing

Vs theism agnostics. Atheism vs theism vs agnosticsism vs gnosticism / boing boing

Gimana? Sudah dapat jawabannya kan? Semoga jawaban di atas dapat membantu pengerjaan tugas kamu.

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar